Indonesia Website Awards
Cara Menyusun Positioning Website agar Jelas di Mata Google dan Pengunjung - Startup Comma
NGZcMaN8NWx6MGt7NGt4NWR4LDcsynIkynwdxn1c
Cara Menyusun Positioning Website agar Jelas di Mata Google dan Pengunjung

Cara Menyusun Positioning Website agar Jelas di Mata Google dan Pengunjung

Cara Menyusun Positioning Website agar Jelas di Mata Google dan Pengunjung

Banyak website dibuat dengan niat baik: ingin terlihat profesional, ingin punya “rumah” online, ingin dapat trafik dari Google. Namun setelah berjalan beberapa bulan, hasilnya sering mengecewakan: konten sudah banyak, desain sudah rapi, tetapi pengunjung tidak paham website ini “sebenarnya tentang apa”, dan Google pun sulit memberi peringkat yang konsisten.

Masalahnya sering bukan pada teknik SEO atau kurangnya posting, melainkan pada hal yang lebih fundamental: positioning website tidak jelas.

Positioning website adalah cara Anda “memposisikan” situs di benak pengunjung dan mesin pencari: siapa yang Anda bantu, masalah apa yang Anda selesaikan, dan mengapa Anda layak dipilih. Tanpa positioning yang jelas, website akan terlihat “umum” dan mudah tergantikan.

Artikel ini membahas panduan lengkap untuk menyusun positioning website agar:

  • jelas untuk pengunjung (langsung paham dalam hitungan detik),
  • mudah dipahami Google (topiknya tegas dan konsisten),
  • lebih cepat membangun trust dan konversi.

1. Apa Itu Positioning Website?

Positioning website adalah “label” yang melekat pada situs Anda. Bukan label yang Anda ucapkan, tetapi label yang ditangkap oleh:

  • pengunjung saat pertama kali membuka halaman,
  • Google saat merayapi struktur dan konten,
  • calon pelanggan saat membandingkan dengan kompetitor.

Positioning yang jelas biasanya bisa dijawab dengan satu kalimat:

Website ini membantu (siapa) untuk (mencapai apa) dengan (cara/pendekatan).

Contoh positioning yang jelas:

  • “Membantu UMKM membangun website yang kredibel dan menghasilkan leads.”
  • “Panduan domain dan SEO untuk pemilik bisnis yang ingin naik di Google secara aman.”
  • “Strategi content marketing dan conversion untuk bisnis digital tahap awal.”

2. Mengapa Positioning Sangat Penting untuk SEO dan Growth?

A. Google Menyukai Website yang Fokus

Google berusaha memahami “tema utama” sebuah website. Jika konten Anda bercampur terlalu luas, Google sulit menentukan identitas topik situs, sehingga ranking menjadi lambat dan tidak stabil.

B. Pengunjung Memutuskan dalam 5–10 Detik

Pengunjung tidak membaca semuanya. Mereka memindai. Jika dalam beberapa detik mereka tidak paham Anda menawarkan apa, mereka akan menutup halaman dan mencari website lain.

C. Positioning Memengaruhi Konversi

Website dengan positioning jelas membuat pengunjung merasa:

  • “Ini website yang saya butuhkan,”
  • “Ini spesialis, bukan sekadar umum,”
  • “Saya bisa percaya.”

3. Tanda Website Anda Positioning-nya Belum Jelas

  • Topik konten “campur aduk” dan tidak punya benang merah.
  • Headline homepage terlalu umum (misalnya: “Solusi Digital Terbaik”).
  • Pengunjung banyak tetapi konversi rendah (traffic tanpa intent).
  • Anda bingung membuat menu dan kategori.
  • Setiap artikel terasa berdiri sendiri, tidak saling mendukung.

Jika Anda merasakan 2–3 poin di atas, besar kemungkinan positioning perlu dibenahi.


4. Fondasi Positioning: 3 Pertanyaan yang Wajib Dijawab

1) Anda membantu siapa?

Jangan menjawab “semua orang”. Semakin spesifik targetnya, semakin kuat positioning.

Contoh segmentasi target:

  • UMKM yang baru mau go digital
  • pemilik website baru yang ingin SEO stabil
  • startup tahap awal yang butuh lead generation
  • agency/freelancer yang ingin personal brand

2) Masalah utama apa yang Anda selesaikan?

Fokus pada masalah yang sering dirasakan target, misalnya:

  • bingung memilih domain dan brand
  • traffic ada tapi tidak jadi pelanggan
  • website tidak dipercaya
  • konten banyak tapi tidak ranking

3) Mengapa Anda berbeda dan layak dipilih?

Diferensiasi tidak harus dramatis. Cukup jelas dan konsisten, misalnya:

  • lebih praktis dan step-by-step
  • lebih aman (white-hat, tidak spam)
  • lebih fokus pada bisnis (bukan teori saja)
  • lebih relevan untuk niche tertentu

5. Susun Positioning Statement (Template Praktis)

Gunakan template ini:

Kami membantu [target audiens] untuk [hasil yang diinginkan] melalui [metode/pendekatan], sehingga mereka [benefit bisnis/impact].

Contoh untuk website yang sejalan dengan Startupcomma:

Kami membantu pemilik bisnis digital memilih domain, membangun website, dan menjalankan SEO yang aman melalui panduan praktis dan strategi evergreen, sehingga mereka mendapatkan trafik berkualitas dan trust jangka panjang.

Positioning statement ini akan menjadi “kompas” untuk:

  • konten apa yang dibuat
  • menu website seperti apa
  • CTA dan funnel diarahkan ke mana

6. Terapkan Positioning ke Homepage (5 Elemen Wajib)

Homepage adalah tempat positioning paling terlihat. Pastikan 5 elemen ini ada:

1) Headline yang jelas

Hindari headline generik seperti “Solusi Digital Terbaik”. Ganti dengan headline yang menjawab siapa + manfaat.

Contoh:

  • “Panduan Domain & SEO untuk Bisnis yang Ingin Naik Google Secara Aman.”
  • “Bangun Website yang Kredibel dan Menghasilkan Leads untuk UMKM.”

2) Subheadline yang menjelaskan cara

Jelaskan pendekatan Anda: edukasi, checklist, strategi, audit, dsb.

3) Bukti dan trust signal

Sertakan testimoni, angka, case study, atau logo klien (jika ada). Jika belum ada, gunakan:

  • profil penulis
  • kejelasan kontak
  • halaman About yang kuat

4) Navigasi yang konsisten dengan positioning

Menu harus mendukung tema utama. Hindari kategori yang terlalu luas dan tidak relevan.

5) CTA utama yang selaras

CTA harus cocok dengan tahap pengunjung. Jika pengunjung masih awareness, gunakan CTA soft:

  • download checklist
  • subscribe newsletter
  • mulai dari panduan dasar

7. Terapkan Positioning ke Struktur Konten (Pillar dan Cluster)

Agar Google cepat memahami positioning, struktur konten harus membentuk pola. Strategi paling efektif adalah: pillar page + cluster.

Pillar Page

Satu halaman utama yang membahas topik besar secara komprehensif. Contoh:

  • “Panduan Domain untuk Bisnis Digital”
  • “SEO untuk Pemula dan Bisnis”

Cluster Content

Artikel pendukung yang membahas subtopik lebih spesifik, misalnya:

  • cara memilih domain brandable
  • perbedaan domain premium vs biasa
  • struktur website SEO-friendly
  • cara riset keyword untuk UMKM

Semua cluster harus saling terhubung lewat internal linking. Ini memperkuat sinyal topical authority.

8. Menentukan “Batas” Topik agar Website Tidak Melebar

Website tanpa batas topik akan melebar dan kehilangan positioning. Tentukan aturan sederhana:

  • Topik utama (yang selalu boleh): misalnya Domain, SEO, Marketing, CRO
  • Topik pendukung (boleh jika relevan): UX, Branding, Analytics
  • Topik yang ditolak (meski viral): yang tidak mendukung audiens dan funnel

Dengan aturan ini, Anda bisa menolak ide konten yang “ramai” tetapi tidak relevan.

9. Positioning dan Keyword: Pilih Keyword yang Menguatkan Identitas

Keyword yang Anda targetkan akan membentuk citra website. Jika Anda ingin diposisikan sebagai ahli domain dan SEO bisnis, maka targetkan keyword yang:

  • punya intent bisnis (bukan sekadar definisi umum)
  • spesifik untuk audiens Anda
  • mendukung funnel (awareness → consideration → decision)

Contoh keyword yang menguatkan positioning:

  • “cara memilih domain untuk bisnis”
  • “domain premium untuk brand”
  • “SEO untuk website baru”
  • “cara membuat website menghasilkan leads”

10. Positioning Harus Terlihat di “About” dan Profil Penulis

Banyak website mengabaikan halaman About. Padahal About adalah tempat membangun trust dan mempertegas positioning.

Halaman About yang baik menjawab:

  • siapa Anda dan latar belakangnya
  • mengapa website ini dibuat
  • untuk siapa konten ini
  • nilai/standar yang Anda pegang (misalnya white-hat, transparan)

Google dan pengunjung sama-sama menyukai kejelasan identitas.

11. Kesalahan Umum dalam Positioning Website

  • Headline terlalu umum sehingga pengunjung tidak paham manfaat spesifik.
  • Topik konten melebar karena mengejar trafik apa pun.
  • Tidak ada target audiens jelas sehingga CTA dan penawaran tidak fokus.
  • Meniru kompetitor tanpa diferensiasi.
  • Tidak konsisten antara konten, menu, dan penawaran.

12. Checklist Positioning Website (Siap Pakai)

  • Apakah saya bisa menjelaskan website ini dalam 1 kalimat?
  • Apakah homepage menjawab: membantu siapa dan hasilnya apa?
  • Apakah kategori/menu hanya berisi topik yang relevan?
  • Apakah konten saling terhubung (internal linking) dan membentuk tema jelas?
  • Apakah CTA sesuai tahap pengunjung?
  • Apakah About page memperkuat kredibilitas?

Kesimpulan

Positioning website adalah fondasi yang menentukan: seberapa cepat Google memahami situs Anda, seberapa percaya pengunjung pada Anda, dan seberapa efektif website menghasilkan leads atau penjualan.

Website yang positioning-nya jelas biasanya:

  • lebih cepat membangun topical authority,
  • lebih mudah membuat konten yang konsisten,
  • lebih stabil ranking dan konversinya.

SEO yang kuat bukan hanya soal teknik. SEO yang tahan lama dimulai dari positioning yang jelas.

Komentar

Contact Us via Whatsapp